Selama tahun 2023 telah terjadi kejadian gempabumi di wilayah Regional VII meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta sebanyak 5.088 kejadian. Data tersebut berdasarkan catatan dan analisis Stasiun Geofisika Nganjuk. Kejadian gempabumi tersebut didominasi oleh gempabumi dengan magnitudo M<3 dan kedalaman dangkal H< 60 km dengan 50 di antaranya merupakan gempabumi dirasakan dengan rentang magnitudo 1,8 s.d. 6.6 dan dengan skala intensitas antara II – V MMI.
Hasil analisis Stasiun Geofisika Nganjuk gempabumi di wilayah Regional VII dikelompokkan menjadi empat bagian. Pertama, berdasarkan frekuensi kejadian merupakan total kejadian gempabumi yang terjadi selama tahun 2023 yaitu sebanyak 5.088 kejadian. Kedua, berdasarkan magnitudonya, gempabumi dengan magnitudo M<3 sebanyak 3.270 kejadian, gempabumi dengan magnitudo 3≤M<5 sebanyak 1.341 kejadian, dan 27 kejadian gempabumi dengan magnitudo M≥5. Selanjutnya, berdasarkan kedalaman, gempabumi dengan kedalaman H<60 km sebanyak 4.247 kejadian, gempabumi dengan kedalaman 60 ≤H< 300 km sebanyak 830 kejadian, dan 11 kejadian gempabumi dengan kedalaman H≥300 km.
Berdasarkan kondisi seismisitas wilayah Regional VII, sumber aktivitas gempabumi tahun 2023 didominasi oleh gempabumi yang berasal dari subduksi lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia di Selatan Jawa.
Aktivitas kegempaan yang dianalisis oleh Stasiun Geofisika Nganjuk berada pada koordinat 108° BT – 114° BT dan 7° LS – 14° LS atau berada pada wilayah Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur.